Sabtu, 24 September 2011

Sejarah Nabi Isa Al-Masih A. s. Jumat, 06/03/2009 11:17 WIB Saya pernah baca di internet bahwa Nabi Isa As tidak mati di salib
Jawaban: Waalaikumussalam Wr Wb Allah swt membicarakan tentang kisah berakhirnya Nabi Isa as bersama kaumnya didalam tiga surat, yaitu :  ْﺫِﺇ َﻝﺎَﻗ ُﻪّﻠﻟﺍ ﺎَﻳ ﻰَﺴﻴِﻋ ﻲِّﻧِﺇ َﻚﻴِّﻓَﻮَﺘُﻣ َﻚُﻌِﻓﺍَﺭَﻭ َّﻲَﻟِﺇ َﻙُﺮِّﻬَﻄُﻣَﻭ َﻦِﻣ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ْﺍﻭُﺮَﻔَﻛ ُﻞِﻋﺎَﺟَﻭ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ َﻙﻮُﻌَﺒَّﺗﺍ َﻕْﻮَﻓ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ْﺍﻭُﺮَﻔَﻛ ﻰَﻟِﺇ ِﻡْﻮَﻳ ِﺔَﻣﺎَﻴِﻘْﻟﺍ Artinya : “(ingatlah) , ketika Allah berfirman: "Hai Isa, Sesungguhnya aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang- orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari ". (QS . Al Imran 55) ْﻢِﻬِﻟْﻮَﻗَﻭ ﺎَّﻧِﺇ ﺎَﻨْﻠَﺘَﻗ َﺢﻴِﺴَﻤْﻟﺍ ﻰَﺴﻴِﻋ َﻦْﺑﺍ َﻢَﻳْﺮَﻣ َﻝﻮُﺳَﺭ ِﻪّﻠﻟﺍ ﺎَﻣَﻭ ُﻩﻮُﻠَﺘَﻗ ﺎَﻣَﻭ ُﻩﻮُﺒَﻠَﺻ ﻦِﻜَﻟَﻭ َﻪِّﺒُﺷ ْﻢُﻬَﻟ َّﻥِﺇَﻭ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ْﺍﻮُﻔَﻠَﺘْﺧﺍ ِﻪﻴِﻓ ﻲِﻔَﻟ ٍّﻚَﺷ ُﻪْﻨِّﻣ ﺎَﻣ ﻢُﻬَﻟ ِﻪِﺑ ْﻦِﻣ ٍﻢْﻠِﻋ َّﻻِﺇ َﻉﺎَﺒِّﺗﺍ ِّﻦَّﻈﻟﺍ ﺎَﻣَﻭ ُﻩﻮُﻠَﺘَﻗ ﺎًﻨﻴِﻘَﻳ ﴾١٥٧﴿ ﻞَﺑ ُﻪَﻌَﻓَّﺭ ُﻪّﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻟِﺇ َﻥﺎَﻛَﻭ ُﻪّﻠﻟﺍ ﺍًﺰﻳِﺰَﻋ ﺎًﻤﻴِﻜَﺣ ﴾١٥٨﴿ Artinya : “dan karena Ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih , Isa putra Maryam, Rasul Allah", Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa . Tetapi (yang sebenarnya) , Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ” (QS . An-Nisaa : 157 – 158) ﺎَّﻤَﻠَﻓ ﻲِﻨَﺘْﻴَّﻓَﻮَﺗ َﺖﻨُﻛ َﺖﻧَﺃ َﺐﻴِﻗَّﺮﻟﺍ ْﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ َﺖﻧَﺃَﻭ ﻰَﻠَﻋ ِّﻞُﻛ ٍﺀْﻲَﺷ ٌﺪﻴِﻬَﺷ Artinya : “Maka setelah Engkau wafatkan Aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka . dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu.” (QS . Al Maidah : 116 – 117) Kata-kata " ﻰﻧﺇ ﻚﻴﻓﻮﺘﻣ "didalam surat Ali Imram dan kata-kata " ﺎﻤﻠﻓ ﻰﻨﺘﻴﻓﻮﺗ " didalam surat Al Maidah memberikan pengertian bahwa Nabi isa as telah mati dikarenakan kata tawaffa terdapat didalam Al Qur’ an berarti mati sehingga makna inilah yang dipakai didalam ungkapan tentangnya, sebagaimana kata tawaffaitu didalam makna bahasanya berarti menggenggam dan mengambil. Dengan demikian makna " ﻰﻧﺇ ﻚﻴﻓﻮﺘﻣ " dan " ﺎﻤﻠﻓ ﻰﻨﺘﻴﻓﻮﺗ " berarti “Sesungguhnya aku menggenggammu dari bumi”, sebagaimana dikatakan,”tawaffaitu min fulan maalii alaihi” artinya aku telah memegangnya. Kemudian yatawaffa juga berarti tidur, sebagaimana firman Allah swt didalam surat al An’ am : َﻮُﻫَﻭ ﻱِﺬَّﻟﺍ ﻢُﻛﺎَّﻓَﻮَﺘَﻳ ِﻞْﻴَّﻠﻟﺎِﺑ ُﻢَﻠْﻌَﻳَﻭ ﺎَﻣ ﻢُﺘْﺣَﺮَﺟ ِﺭﺎَﻬَّﻨﻟﺎِﺑ َّﻢُﺛ ْﻢُﻜُﺜَﻌْﺒَﻳ ِﻪﻴِﻓ ﻰَﻀْﻘُﻴِﻟ ٌﻞَﺟَﺃ ﻰًّﻤَﺴُّﻣ َّﻢُﺛ ِﻪْﻴَﻟِﺇ ْﻢُﻜُﻌِﺟْﺮَﻣ َّﻢُﺛ ﻢُﻜُﺌِّﺒَﻨُﻳ ﺎَﻤِﺑ ْﻢُﺘﻨُﻛ َﻥﻮُﻠَﻤْﻌَﺗ Artinya : “dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur( mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.” ( QS. Al An’ am : 60) Didalam ayat itu yatawaffa bermakna tidur, sebagaimana penggunaan kata yab’atsu untuk kebangkitan di kehidupan lain setelah kematian di dunia, artinya dibangunkan dari tidur karena itu kemungkinan yang dimaksud dengan kata ﻰﻧﺇ ﻚﻴﻓﻮﺘﻣ dan ﺎﻤﻠﻓ ﻰﻨﺘﻴﻓﻮﺗ bisa berarti tidur sebagai pengganti dari kematian sebagaimana disebutkan diatas. Adapun ta’ wil dari kata ﻚﻌﻓﺍﺭﻭ ﻰﻟﺇ didalam surat Ali Imran dan ﻞﻳ ﻪﻌﻓﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻟﺇ didalam surat An Nisaa telah ditafsirkan oleh para ahli tafsir bahwa Allah swt mengangkat Isa as ke langit sedangkan kata terkahir ﻞﻳ ﻪﻌﻓﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻟﺇ adalah sebagai informasi tentang kenyataan apa yang dijanjikan Allah kepadanya didalam surat Ali Imran didalam perkataannya ﻰﻧﺇ ﻚﻴﻓﻮﺘﻣ ﻚﻌﻓﺍﺭﻭ ﻰﻟﺇ Didalam Al Qur’ an kata raf’ u (mengangkat) digunakan untuk sesuatu yang bersifat fisik dan juga non fisik (maknawi ). Apabila kata yang dimaksudkan itu adalah pengangkatan yang bersifat fisik maka ini bisa diterima dikarenakan diselamatkannya Isa as dari musuh-musuhnya adalah penyelamatan terhadap ruh dan jasadnya. Dengan demikian pengangkatan yang bersifat fisik yaitu kematian dalam arti sebenarnya atau dalam arti tidur lebih didahulukan dikarenakan pengangkatannya dalam keadaan hidup seperti kehidupan pada umumnya di dunia adalah suatu siksaan baginya, sebagaimana ditunjukkan oleh kenyataan ilmiah bahwa manusia semakin naik ke langit maka ia akan semakin merasa sesak di dadanya dikarenakan sedikitnya oksigen di udara dan juga sebagai pembuktian dari kebenaran firman Allah swt : ْﻞَﻌْﺠَﻳ ُﻩَﺭْﺪَﺻ ﺎًﻘِّﻴَﺿ ﺎًﺟَﺮَﺣ ﺎَﻤَّﻧَﺄَﻛ ُﺪَّﻌَّﺼَﻳ ﻲِﻓ ﺀﺎَﻤَّﺴﻟﺍ Artinya : “Niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit.” (QS . Al An’ am : 125) Dari penuturan itu semua menunjukkan bahwa Allah swt telah mengangkat Isa as dan menyelamatkannya dari pembunuhan dan penyaliban yaitu dengan mewafatkannya bisa jadi dengan kematian yang sebenarnya ataupun secara hukum yaitu tidur demi membebaskan dan menyelamatkannya dari penyiksaan yang dialami tubuhnya apabila diangkat dari dunia ke langit masih dalam keadaan hidup seperti kehidupan pada umumnya di dunia atau Nabi Isa saw diangkat dalam keadaan hidup dan masih tetap hidup meskipun tidak diketahui bagaimana keadaannya. (Buhuts wa Fatawa Islamiyah juz IV hal 645 – 646) Jadi seandainya ada yang mengatakan bahwa Nabi Isa as diangkat Allah swt dari dunia ke langit dalam keadaan mati maka hal ini pun dimungkinkan sebagaimana makna dari kata ﻰﻧﺇ ﻚﻴﻓﻮﺘﻣ didalam surat Ali Imran dan ﺎﻤﻠﻓ ﻰﻨﺘﻴﻓﻮﺗ didalam surat Al Maidah diatas. Adapun apabila ada yang mengatakan bahwa Nabi Isa melakukan da’wahnya di Kashmir atau India kemudian meninggal di sana maka tidak ada dalil-dalil yang membuktikan dan membenarkannya dan ada kemungkinan keyakinan ini sengaja disebarkan sebagai alat propaganda orang-orang yang hanya meyakini 1hal saja dan bukan tentang smua hal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar